![]()

Bagaimana Cara Klien Mengukur Keberhasilan Iklan?
Cara Klien Mengukur Keberhasilan Iklan – Walaupun sekarang ini sangat mudah untuk beriklan, namun masih ada pebisnis yang mengalami kegagalan dalam beriklan.
Kegagalan tersebut bisa disebabkan beberapa hal, di antaranya:
- Strategi iklan yang kurang tepat
- Alokasi budget yang nggak sesuai
- Target audiens yang nggak spesifik
- Terlalu banyak menggunakan platform digital untuk beriklan
Dari kegagalan tersebut tentunya bisa menimbulkan kerugian dari segi waktu hingga biaya yang nggak sedikit.
Untuk menghindari kegagalan saat beriklan, kamu perlu melakukan riset dan evaluasi secara berkala agar bisnismu berjalan lancar dan rutin mendapatkan pelanggan baru.
Kalau kamu sibuk melakukan kedua hal tersebut, bisa gunakan agency digital marketing yang terpercaya seperti Aidee Lab.
Dengan menggunakan agency digital marketing, kamu nggak perlu repot beriklan. Cukup konsultasikan kebutuhan dan keinginanmu, biar tim agency yang nge-eksekusi.
Biasanya iklan yang dijalankan oleh agency digital marketing berpeluang besar berhasil. Makanya nggak heran mengapa sekarang ini banyak pebisnis yang lebih memilih menggunakan jasa tersebut.
Untuk mengukur keberhasilan iklan yang dijalankan oleh pihak agency nggak hanya sekedar dapetin banyak leads dan omset bisnis naik berkali-kali lipat saja.
Ada banyak cara klien mengukur keberhasilan iklan yang bisa kamu lakukan selaku klien.
Untuk mengetahui bagaimana cara mengukur keberhasilan iklan, kamu bisa simak pembahasan detailnya berikut ini, ya!
Baca Juga: Bagaimana Cara Meningkatkan Conversion Rate di Facebook Ads?
5 Cara Klien Mengukur Keberhasilan Iklan
Seperti di pembahasan sebelumnya, kalau mengukur keberhasilan iklan nggak hanya sekedar melihat leads yang masuk atau omset yang meningkat saja.
Ada berbagai cara yang bisa kamu lakukan selaku klien dari agency digital marketing, untuk mengukur keberhasilan sebuah iklan.
Berikut ini 5 cara klien mengukur keberhasilan iklan!
Memperhatikan CTR (Click Through Rate)

CTR (click through rate) merupakan rasio antara jumlah orang yang melihat iklan dengan jumlah orang yang mengklik iklan tersebut. Untuk memahami CTR ini ada rumus sederhananya, berikut rumusnya:
| CTR = (Jumlah Klik ÷ Jumlah Tayangan) x 100% |
Intinya, semakin tinggi CTR, berarti semakin menarik pesan dan visual iklan tersebut bagi audiens yang melihatnya.
Biar lebih mudah memahaminya, berikut ini ada beberapa contoh yang bisa kamu pahami:
- CTR di bawah 1% menandakan kalau iklan tersebut kurang relevan dengan target audiens atau copywriting yang digunakan kurang menarik
- CTR di atas 2% hingga 3% menandakan kalau iklan tersebut cukup efektif
Dengan memahami CTR, klien bisa menilai apakah strategi iklan yang digunakan dan segmentasi target audiens sudah tepat atau belum.
Mengukur Conversion Rate

Tujuan utama dari pembuatan iklan nggak hanya sekedar membuat audiens klik saja, namun juga mempengaruhi mereka untuk melakukan tindakan yang menghasilkan konversi. Misalnya seperti:
- Mengisi formulir
- Melakukan pembelian
- Menghubungi nomor bisnis lewat WhatsApp
Sama halnya dengan CTR, conversion rate juga ada rumusnya tersendiri. Berikut ini rumus menghitung conversion rate:
| Conversion Rate = (Jumlah Konversi ÷ Jumlah Klik) x 100% |
Kalau yang mengklik banyak namun jumlah konversinya sedikit, berarti ada yang salah di tahap lanjutannya. Bisa jadi penyebabnya karena landing page, penawaran, atau proses follow up.
Sebenarnya conversion rate yang bagus tergantung jenis bisnisnya, seperti:
- Bisnis fashion bisa 2-5%
- Bisnis jasa bisa 1-3%
- Bisnis kursus, kontraktor, atau konsultasi biasanya 5-10%
Menghitung CPR (Cost per Result)

Biasanya tiap platform iklan seperti Google Ads atau Meta Ads menyediakan metrik CPR atau CPC untuk mencari tahu berapa biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan satu hasil.
Untuk memahami CPR ini, kamu bisa simak contohnya berikut ini:
- Jika biaya iklan Rp1.000.000 dan menghasilkan 100 leads, maka CPR nya yaitu Rp10.000 per lead
- Kalau 10 leads melakukan pembelian, berarti cost per purchasenya yaitu Rp100.000
Dari data tersebut, kamu selaku klien bisa menilai apakah biaya iklan yang dikeluarkan sebanding dengan yang didapatkan?
Baca Juga: Cara Agency Menentukan KPI Iklan untuk Bisnis Jasa
Melakukan Evaluasi ROAS

ROAS merupakan salah satu metrik utama untuk mengukur efisiensi iklan terhadap pendapatan. Untuk melakukan evaluasi ROAS, kamu perlu tahu rumusnya biar nggak kebingungan. Berikut ini rumusnya:
| ROAS = Pendapatan dari Iklan ÷ Biaya Iklan |
Berikut ini ada contohnya, bia kamu makin paham saat proses evaluasi ROAS:
Jika biaya iklannya Rp2.000.000 dan menghasilkan penjualan sekitar Rp8.000.000, maka dapat disimpulkan:
ROAS = 8.000.000 ÷ 2.000.000 = 4x
Dalam artian, setiap Rp1 yang dikeluarkan untuk beriklan, menghasilkan Rp4 sebagai pendapatan. Intinya, semakin tinggi ROAS, maka semakin efektif campaign iklannya.
Biasanya pebisnis menargetkan minimal ROAS 2x-3x sebagai penentuan apakah iklan tersebut berhasil atau gagal.
Melihat Engagement & Respon Audiens

Perlu kamu tahu, nggak semua hasil iklan bisa langsung diukur dengan angka penjualan. Biasanya ada indikator keberhasilan yang dilihat dari engagement, seperti:
- Jumlah komentar positif
- Banyaknya pesan yang masuk
- Reaksi dan interaksi di postingan
- Jumlah followers organik
Jika tujuan iklanmu brand awareness, engagement merupakan tanda kalau audiens mulai mengenali dan menyukai brandmu.
Jadi, kalau belum menghasilkan penjualan secara langsung, namun engagementnya tinggi maka iklan tersebut menunjukkan hasil positif.
Selain 5 cara tersebut, ada cara lain untuk mengukur keberhasilan sebuah iklan, di antarnya:
- Melakukan analisis data jangka panjang
- Mengecek aspek kualitatif
- Berdiskusi bersama tim agency digital marketing
Baca Juga: Apa Itu Conversion Rate & Cara Meningkatkannya?
5 Cara Membuat Iklan yang Tepat Biar Berhasil
Selain harus mengetahui cara klien mengukur keberhasilan iklan, kamu juga perlu tahu berbagai cara untuk membuat iklan yang tepat biar berhasil.
Berikut ini 5 cara yang bisa kamu lakukan agar iklan tersebut bisa berhasil!
Mengenali Target Audiens
Cara pertama yang harus kamu lakukan sebelum membuat iklan yaitu memahami siapa target audiensmu.
Semakin detail kamu memahami target audiens, semakin mudah kamu menentukan gaya bahasa, visual, dan platform yang tepat.
Menentukan Tujuan Iklan
Banyak iklan gagal bukan karena idenya jelek, tapi karena tujuan iklannya nggak jelas. Maka dari itu, sebelum membuat iklan tentukan dulu apakah tujuan iklannya brand awareness, traffic, atau sales?
Membuat Hook yang Menarik
Rata-rata audiens yang menggunakan media sosial hanya butuh waktu 2–3 detik sebelum memutuskan apakah mereka akan lanjut menonton atau skip konten iklan.
Maka dari itu, perlu sekali membuat hook yang menarik dan kuat di awal agar audiens tertarik membeli atau menggunakan brandmu.
Baca Juga: Cara Membuat Copywriting Iklan yang Bisa Bikin Orang Klik!
Membuat Copywriting yang Persuasif
Copywriting merupakan “jiwa dari iklan”. Tulisan yang bagus bukan sekadar menjelaskan produk, tapi membujuk dengan cara yang alami dan empatik.
Gunakanlah bahasa humanis dan ringan, seolah-olah sedang berbicara dengan teman sendiri. Hindari bahasa yang terlalu formal atau terlalu teknis.
Menggunakan Visual yang Menarik & Relevan
Visual merupakan salah satu penarik perhatian pertama dalam sebuah iklan. Gambar atau video yang bagus bisa membuat orang berhenti scroll bahkan sebelum mereka membaca teks.
Selain itu, visual harus selalu mendukung pesan utama iklan, bukan hanya sekadar hiasan.
Itulah beberapa cara yang bisa kamu lakukan agar iklan yang dijalankan berhasil dan menghasilkan jumlah konversi yang banyak.
Kalau bingung gimana cara klien mengukur keberhasilan iklan dan membuat iklan yang menarik serta bagus, kamu bisa gunakan agency digital marketing dari Aidee Lab saja!
Iklanmu dihandle langsung sama tim advertiser dan kreatif yang berpengalaman.
Tertarik gunakan Aidee Lab? Kamu bisa langsung klik KONSULTASI GRATIS untuk informasi lebih lanjutnya.


