![]()

Apa Itu A/B Testing & Bagaimana Agency Melakukannya?
Apa Itu A/B Testing – Banyak orang beranggapan kalau beriklan secara digital mudah dilakukan, tinggal posting konten dan menggunakan fitur boost posting.
Padahal, kenyataannya nggak hanya sekedar melakukan kedua hal tersebut saja, kamu juga perlu melakukan beberapa langkah berikut agar hasilnya lebih maksimal:
- Menentukan buyer persona
- Mengidentifikasi kebutuhan audiens
- Menentukan tujuan dengan metode SMART
- Menentukan budget iklan
- Menyusun marketing plan
- Melakukan riset kata kunci
Ada satu langkah lagi yang nggak boleh kamu lupakan sebelum menjalankan iklan, yaitu melakukan A/B testing!
Bagi kamu yang masih asing dan bingung apa itu A/B testing, bisa simak artikel Aidee Lab kali ini yang bakalan bahas lebih detail mengenai A/B testing.
Selain membahas apa itu A/B testing, artikel kali ini juga akan bahas gimana caranya agency melakukan A/B testing.
Simak pembahasan berikut untuk lebih lengkapnya!
Baca Juga: Cara Mengoptimalkan Budget Iklan Facebook Agar Tidak Boncos!
Mengenal Apa Itu A/B Testing: Tahapan Penting Dalam Digital Marketing
Dalam dunia digital marketing, keputusan nggak bisa diambil hanya berdasarkan intuisi atau tebakan saja. Kamu perlu data untuk menentukan strategi iklan yang efektif.
Metode yang paling sering digunakan advertiser untuk menguji atau memvalidasi keputusan tersebut yaitu A/B testing.
Bagi kamu yang ingin tahu lebih detail mengenai apa itu A/B testing, bisa simak pembahasan berikut ini!
Apa Itu A/B Testing?

A/B testing atau biasanya sering dikenal sebagai split testing, merupakan metode pengujian yang membandingkan dua versi dari satu elemen. Misalnya:
- Halaman website
- Iklan
- Email marketing
- Call-to-action (CTA)
Hal tersebut dilakukan untuk melihat versi mana yang lebih bagus dan efektif untuk iklan.
Contohnya, kamu penasaran apakah tombol “Daftar Sekarang” yang berwarna hijau menghasilkan banyak klik dibandingkan warna merah atau malah sebaliknya? Kamu bisa buat dua versi halaman seperti berikut:
- Versi A: tombol merah
- Versi B: tombol hijau
Setelah itu, kamu bisa tampilkan dua versi tersebut secara acak kepada audiens yang berbeda dan mengukur hasilnya.
Versi yang performanya lebih tinggi, seperti CTR atau konversi yang tinggi, itu tandanya lebih efektif.
Bisa dibilang dengn melakukan A/B testing membantu kamu untuk mengambil keputusan berdasarkan data, bukan hanya sekedar asumsi.
Baca Juga: Mengapa Butuh Jasa Iklan Meta untuk Optimasi Iklan?
Tujuan Utama A/B Testing
Selain membantu kamu mengambil keputusan, A/B testing juga memiliki tujuan utama lainnya. Berikut beberapa tujuan A/B testing yang perlu kamu tahu!
Meningkatkan Conversion Rate
Tujuan lain dari A/B testing yaitu meningkatkan conversion rate. Conversion bisa berarti berbagai hal, tergantung konteksnya. Misalnya seperti:
- Pembelian produk
- Pendaftaran akun
- Pengisian formulir
- Mengunduh e-book
Contohnya, kamu sudah buat landing page dengan CTA “Hubungi Kami Sekarang”, dan kamu ingin tahu apakah mengubah CTA menjadi “Konsultasi Gratis Sekarang” apakah bisa meningkatkan jumlah klik?
Untuk mencari tahu jawabannya, kamu bisa lakukan A/B testing, ya!
Perlu kamu tahu, setiap perubahan sekecil apapun bisa mempengaruhi emosi dan keputusan audiens.
Dengan melakukan A/B testing membantu kamu untuk mencari tahu versi mana yang paling efektif.
Menghindari Risiko Salah Ambil Keputusan
Kesalahan yang paling sering dilakukan oleh pebisnis saat beriklan secara digital yaitu melakukan perubahan tanpa berdasarkan data yang ada.
Contohnya, mengganti seluruh desain website karena tampilannya membosankan. Padahal perubahan tersebut bisa menurunkan performa website jika tidak dilakukan A/B testing.
Dengan adanya A/B testing membantu kamu untuk menghindari risiko salah ambil keputusan. Selain itu juga bisa tahu apakah merubah desain website berdampak positif atau sebaliknya?
Jika performanya mengalami penurunan, kamu bisa segera mengubah kembali ke versi lama tanpa keluar banyak waktu dan biaya.
Pada intinya, A/B testing mempermudah kamu untuk mengambil keputusan dengan berdasarkan data, bukan insting.
Memahami Perilaku & Preferensi Audiens
Kamu bisa memahami perilaku dan preferensi audiens dari data A/B testing, misalnya seperti:
- Audiens lebih suka CTA yang hard selling atau soft selling?
- Apakah menggunakan gambar manusia bisa membuat audiens lebih percaya dibandingkan menggunakan ilustrasi?
- Lebih efektif menggunakan kalimat pendek atau panjang?
Dari beberapa pertanyaan tersebut, kamu bisa tahu bagaimana pola perilaku serta preferensi audiens.
Data tersebut bisa kamu gunakan untuk strategi marketing, mulai dari desain halaman, style copywriting, hingga tone of voice brand.
Data dari A/B testing sangat membantu kamu untuk membangun user experience (UX) agar lebih kuat dan relevan dengan target audiens.
Dapat Mengoptimalkan Budget Iklan
Dalam dunia digital marketing, setiap klik sangatlah penting!
Maka dari itu, A/B testing dapat membantu kamu untuk memastikan setiap rupiah yang keluar bekerja dengan maksimal.
Misalnya, saat menjalankan campaign Meta Ads, kamu bisa menguji dua versi iklan berikut:
- Versi A: punya headline “Bangun Rumah Hemat Tanpa Takut Over Budget”
- Versi B: punya headline “Gratis Desain Rumah + Estimasi Biaya Tepat”
Kamu bisa mengujinya selama beberapa hari untuk mencari tahu versi mana yang CTR nya lebih tinggi dan CPC yang rendah.
Dari data tersebut, kamu bisa matikan iklan yang kurang efektif dan mengalokasikan budgetnya ke versi yang lebih efektif.
Bisa dibilang A/B testing membantu kamu untuk menghemat biaya iklan sekaligus mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Jasa Facebook Ads,Bikin Bisnismu Makin Cuan!
Bagaimana Cara Agency Melakukan A/B Testing?
Setelah mengetahui apa itu A/B testing dan tujuan utamanya apa saja, maka kali ini kamu perlu tahu cara melakukannya.
Melakukan A/B testing ini perlu ketelitian yang detail agar bisa tahu versi mana yang lebih efektif.
Beberapa agency digital marketing biasanya punya cara masing-masing untuk melakukan A/B testing.
Simak pembahasan berikut untuk cari tahu bagaimana cara agency digital marketing melakukan A/B testing!
Menentukan Tujuan yang Jelas

Langkah pertama yang biasanya dilakukan oleh agency digital marketing saat melakukan A/B testing yaitu menetapkan tujuan.
Tujuan tersebut harus dibuat dengan spesifik dan terukur, contohnya seperti:
- Meningkatkan CTR iklan Meta Ads
- Meningkatkan conversion rate di landing page
- Menurunkan CPC atau CPL
Setelah menetapkan tujuannya, agency akan membuat sebuah hipotesis. Dengan adanya hipotesis, membantu tim untuk fokus pada satu variabel penting yang akan diuji.
Baca Juga: Kenapa Bisnis Jasa Perlu Agency Spesialis Meta Ads?
Menentukan Variabel yang Akan Diuji
Biasanya agency tidak akan mengubah semuanya sekaligus, mereka hanya menggunakan elemen utama untuk bereksperimen agar hasilnya lebih akurat.
Adapun contoh variabel yang sering diuji oleh agency yaitu:
- Headline dan copywriting iklan
- Visual / thumbnail
- CTA (Call to Action)
- Layout landing page
Dengan memilih satu variabel, agency bisa mengukur dampaknya secara lebih spesifik tanpa adanya elemen lain.
Membuat Dua Versi (A & B)

Setelah menentukan variabel, agency akan membuat dua versi iklan atau aset konten, seperti berikut ini:
- Versi A: versi original atau baseline
- Versi B: versi yang diubah sesuai hipotesis
Kedua versi tersebut akan ditayangkan ke segmen audiens yang setara dan diacak agar hasilnya objektif.
Biasanya, platform iklan seperti Meta Ads, Google Ads, atau email marketing memiliki fitur bawaan untuk membagi traffic secara otomatis.
Menentukan Durasi & Skala Pengujian
Biasanya agency yang berpengalaman sudah tahu kalau durasi testing nggak boleh telalu singkat waktunya!
Idealnya A/B testing dijalankan hingga mencapai jumlah sampel minimal yang signifikan, seperti 1.000 views atau 100 klik per versi.
Durasi juga menyesuaikan dengan volume traffic seperti:
- Untuk campaign dengan traffic tinggi cukup 3–5 hari saja
- Untuk traffic menengah biasanya butuh 1–2 minggu
Selain durasi, agency juga akan menentukan budget per test agar setiap versi mendapatkan hasil yang seimbang. Tanpa pembagian budget yang adil, hasil testing bisa bias dan sulit disimpulkan.
Itulah beberapa cara yang biasanya dilakukan oleh agency digital marketing untuk melakukan A/B testing iklan kliennya.
Bagi kamu yang ingin mencari agency digital marketing yang berpengalaman dalam beriklan, bisa percayakan Aidee Lab saja!
Kami sudah bantu banyak owner bisnis untuk mendapatkan leads maupun pelanggan yang potensial!
Tertarik menggunakan agency kami? Kamu bisa langsung klik link Konsultasi GRATIS sekarang juga.


